Teman-teman, masih ingat dengan fenomena Citayam Fashion Week atau CFW? Di sekitaran Dukuh Atas, berbondong-bondong manusia dari segala kalangan dan usia berupaya menampilkan gaya berpakaian mereka. Dewasa ini, kebutuhan gaya hidup berpakaian merupakan hal yang terus berubah dengan cepat. Karena itu, industri fast fashion dianggap menjadi salah satu solusi untuk mengatasinya. Tren ini mengarah pada produksi pakaian siap pakai dengan harga yang terjangkau.
Beberapa merek yang menggunakan konsep fast fashion biasanya menjual beragam produk mode dengan harga murah, produksi cepat, serta tren yang terus berganti. Nilai industri ini secara global disebut mencapai 35 miliar dolar AS atau setara Rp 495,1 miliar.
Selain memproduksi pakaian dengan cepat dan modelnya terus berganti, industri ini juga disebut menggunakan bahan baku berkualitas buruk sehingga tidak tahan lama. Maka, meski terlihat selalu
up-to-date dan mengikuti mode kekinian, industri ini ternyata membawa banyak dampak buruk, tidak hanya bagi lingkungan tapi juga dari sisi pekerjanya.
Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, saat ini ramai dikenal istilah minimalist fashion, kebalikan dari fast fashion, yang memiliki konsep berkelanjutan. Istilah ini mengacu pada bagaimana seseorang menghilangkan hal-hal yang tidak perlu dan tidak dibutuhkan, dengan menyisakan hal yang memiliki nilai dan dapat memberikan kesenangan nyata. Dalam hal fashion, konsep ini berarti mengajak kita untuk tidak menumpuk pakaian terlalu banyak di lemari dan hanya menyisakan yang betul-betul disuka dan memberikan kenyamanan.
Selain itu, di dunia mode saat ini juga dikenal dengan istilah
slow fashion sebagai bentuk subkultur minimalis industri fashion. Alih-alih berbelanja dengan giat untuk mengikuti tren dan membuang pakaian setelah sekali pakai, konsep ini menanamkan pemikiran "beli lebih sedikit, pilih dengan baik, tahan lama."
Penerapan konsep minimalis, termasuk dalam hal berpakaian, ternyata memberi dampak seseorang untuk menjadi lebih produktif. Berikut ini beberapa manfaat dari hidup minimalis:
Pilihan hidup yang lebih sederhana membantu meredam keinginan membeli barang yang tidak terlalu diperlukan. Ssehingga beban finansial pun berkurang dan bisa dialokasikan untuk hal lainnya dan mulai menyusun prioritas;
Konsep hidup minimalis, termasuk dalam dunia mode, ternyata dapat membantu seseorang meningkatkan kreatifitas dan imajinasi. Untuk urusan fashion, kita bisa berupaya melakukan mix n match dengan pakaian yang ada, mencoba-coba memadupadankan baju yang ada dengan aksesoris lain agar tetap terlihat menarik;
Konsep
minimalist fashion ini juga membantu kita untuk lebih memahami diri sendiri sebelum membeli produk. Kita bisa mengecek kembali, apakah betul-betul membutuhkan item tersebut atau tidak. Kembali ke
benefit pertama, konsep tersebut akan membantu kita mengelola keuangan dengan lebih baik.
Sebagai bentuk upaya menerapkan konsep ini, ada beberapa hal yang perlu ditanamkan dalam pikiran. Di antaranya, tidak ada jumlah minimal atau maksimal untuk mencapai kondisi lemari pakaian minimalis dan tidak harus monoton namun bisa tetap berwarna. Pakaian yang tidak lagi digunakan juga bukan dibuang begitu saja tapi bisa didonasikan atau dijual kembali, serta penuhi diri dengan rasa syukur dengan apa yang dimiliki saat ini.
Nah, untuk teman-teman yang mau tahu informasi lebih lanjut seputar keberlanjutan di dunia pakaian, bisa kepoin
media sosial QSI atau klik aja
link websitenya ya.
General Inquiries
Phone
+62 21 2949 1946
Headquarter
The CEO Building, Level 12th
Jl. TB Simatupang No. 18C
Cilandak Barat, Cilandak
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12430
Indonesia
Operational
Menara Sun Life, 7th Floor
Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Blok 6.3
Kuningan Timur, Setiabudi
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12950
Indonesia
Qualitas Sertifikasi Indonesia
PT Qualitas Sertifikasi Indonesia